Teriknya mentari tak menyurutkan semangatmu
Kau seret langkahmu mesti tertatih-tatih
Dalam debu yang menggumpal
Dalam panas yg membakar
Yah…meski demikian khartoum…
Menyimpan beribu cerita untukmu
Dan orang-orang sepertimu
Yang hidup berbelas kasih dari pemberian orang
Atau mengais sampah
Berharap ada secuil sisa makanan
Tuk mengisi perut kosongmu
Ya…peminta-minta
Dalam debu yang menggumpal
Dalam panas yg membakar
Yah…meski demikian khartoum…
Menyimpan beribu cerita untukmu
Dan orang-orang sepertimu
Yang hidup berbelas kasih dari pemberian orang
Atau mengais sampah
Berharap ada secuil sisa makanan
Tuk mengisi perut kosongmu
Ya…peminta-minta
Kita memang tak pernah meminta dan memilih
Tuk jadi siapapun dan lahir dari rahim siapapun
Aku…kau…dan mereka
Semua adalah kehendak-Nya
Mungkin kau pernah berfikir bahwa Tuhan tak adil padamu
Mengapa di sana ada mereka-mereka
Yang hidup berlimpah harta dan kebahagiaan
Tapi kalian….
Mungkin kau benar…
Tapi jangan pernah menganggap semua ini
Tak adil bagimu
Sang pencipta telah menciptakan semua ini
Dengan semua keindahanya
Termasuk menciptakan simiskin sepertimu dan sikaya seperti mereka
Kau tau kenapa…?
Disanalah letak keindahan
Keindahan tuk saling berbagi…
Keindahan saling memberi
Keindahan berempati pada sesama
Semua kita yang hidup di dunia ini
Diberi ujian oleh-Nya
Ada yang diuji dengan kemiskinan
Ada yang diuji dengan kejayaan, harta, jabatan
Semuanya adalah ujian,
tuk membuktikan siapa yang paling unggul
sebagai hamba-Nya
yaitu mereka-mereka yang tetap bersyukur
saudaraku….
Kami tak pernah menyalahkanmu
Atas kealpaan ini…
Karna kami sadar kami juga ikut andil
Dalam kekufuranmu…
Kami tak menjalankan kewajiban sebagai saudara seiman
Kami lupa akan tanggung jawab kami
Kami lalai dengan anugerah yang sebenarnya disana juga ada hak-hakmu
Kami lupa dan suka mengulur-ngulur waktu
Tuk menunaikan hak-hak itu
Saudaraku…
Mungkin kata maaf
Belum cukup untuk semua kelalaian yang kami perbuat
Tapi sekali lagi…hanya ini yang mampu kami ucap
Karna kami juga tak jauh beda denganmu
Kami juga masih butuh banyak bantuan
Untuk memikul amanah di pundak kami
Saudaraku…
Masih ada mereka-mereka di sana
Yang seharusnya lebih peka terhadap masalahmu
Mereka-mereka yang berada dibalik tembok kemegahan itu
Tapi entah apa yang mereka pikirkan…
Ketika kau mengulurkan tanganmu
Meminta sedikit belas, untuk sesuap ‘isy hari ini
Ketika kau berdiri di samping jendala mobil mewah mereka
Sambil menengadah tangan
Mereka tak menggubrismu…
Mereka menepis tanganmu…
Mereka meninggalkanmu….
Saudaraku…
Jangan pernah berfikir aku tersenyum
Melihat pemandangan itu
Hatiku sakit…miris…bagai disayat sembilu
Tapi maaf aku tak mampu berbuat apa-apa
Aku berharap Allah Tuhan kita yang Maha Pemurah
Membuka pintu hati mereka
Saudaraku….
Jangan pernah berputus asa atas rahmat-Nya
Karna hanya kepada-Nyalah kita kembali
Teruslah berjuang untuk dirimu
Dan orang-orang yang kau cintai…
Teruslah tersenyum meski kadang
Hanya sekedar tuk menutup luka
Karna ku yakin
Habis gelap pasti ada terang
Setiap derita pasti ada kesudahanya
Dan suatu hari nanti kau dan kalian
Tak lagi seperti ini
Saudaraku…
Cerita pedih orang-orang sepertimu…
Tah hanya ada di negri dua nil ini
Tapi juga ada dinegeriku
Dimana orang-orang seperti kalian dianggap sampah
Dimana jeritan kalian dianggap bagai longlongan anjing
Tak ada arti, apalagi menarik simpati
Saudaraku…
Ku yakin di sana ada mereka-mereka yang berhati malaikat
Mereka peduli dan ikut mengulurkan tangannya
Atas derita yang kau rasakan
atas jerit tangismu menahan lapar
atas jerit anak dan istrimu menahan panas
karna rumahmu hanya terbuat dari tanah liat
tanpa cooler apalagi AC
sayang mereka hanya secuil
ya…..hanya secuil
dari begitu banyak orang kaya di negeri kita
saudaraku…
aku tak tau harus berkata apa
atau harus bagaimana
dan berbuat apa…
aku tak tau…
hanya do’a yang mampu ku panjatkan pada sang Khalik
semoga kesabaranmu berbuah manis
di jannah-Nya.
Teruslah berjuang saudaraku….
Adakah belas kasih itu di jalanan...?
BalasHapussenyum mereka ada dalam bait-bait sajak kita:) nice poem...
BalasHapus