أسرة الطلبة الأتشيين بالسودان

RSS
KELUARGA MAHASISWA ACEH (KMA) SUDAN Po. Box 12146 Khartoum Sudan 12223 E-mail: kma.sudan@gmail.com Mobile: +249927876016

Minggu, 27 Maret 2011

Mengapa Wanita Banyak Menghuni Neraka?


Gbr: http://zulham.com/
Oleh : Syukran bin Mas'ud
 
Sebuah pernyataan yang cukup lazim terdengar di telinga kita bahwa kebanyakan penduduk neraka dihuni oleh para wanita.

Berdasarkan Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim,
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.”

Muncul pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.

Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum, “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)

Bagi para muslimah atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar hadist-hadist di atas sontak naik darah dan tidak bisa menerima sepenuhnya. Minimal akan berhujjah bahwasanya wanita bisa berbuat demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba ingin berlaku demikian. Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin masuk neraka apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!

Memang, berlayar mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan. Seorang muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup tapi juga mutlak dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik dalam mengelola gelombang kehidupan beserta segala pernak pernik yang menyertainya. 

Ketika urusan rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak rewel dan kondisi fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta dilayani tanpa mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti ini tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya. Manusiawi bukan? Belum tentu! Justru dalam situasi seperti inilah keimanan dan kesabaran kita akan teruji. Apakah kita masih bisa mengeluarkan kata-kata manis sekaligus rona muka penuh dengan senyum ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti tidak bisa!

Jika kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :

Pertama, kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).

Kedua, durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.

Jika demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti hawa nafsu belaka.

Jalan ke surga memang tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.

Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah menyambut dengan beragam siksa-Nya.

Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam neraka?

Jangan pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.

Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.”

Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.

Dan juga ada sebuah amalan yang sepele tapi sering terlupakan adalah bershodaqoh (sedekah). Bershodaqohlah dalam keadaan lapang dan sempit karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka.

Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda, “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)

Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin. Wallahu’alam.

10 komentar:

  1. Saya perempuan islam..saya merasa islam tidak berpihak kepada perempuan..selebihnya saya meyakini bahwa islam itu benar..tapi ketika saya melihat larangan2 kewajiban2 kepada perempuan,saya merasa tidak adil...

    BalasHapus
  2. Umi...

    Dalam tradisi jahiliyah, anak perempuan dikubur hidup-hidup (wa’du al-banat), kaum lelaki berhak untuk menikahi perempuan berapapun jumlahnya tanpa aturan, termasuk seorang anak dibolehkan untuk menikahi ibunya sendiri. Saling menukar isteri juga dibenarkan, dan yang tidak kalah kejinya, seorang suami boleh memaksa isterinya tidur dengan lelaki lain yang dipandang mempunyai kelebihan hingga hamil dan setelah hamil sang isteri dipaksa untuk kembali lagi kepada suami semula. Di samping itu, perempuan juga tidak berhak menerima warisan dan justru diwariskan selayaknya benda berharga.

    Di tengah kondisi seperti ini, Islam lahir untuk mengangkat derajat dan posisi perempuan. Islam membawa syari’at yang luhur, yaitu syari’at yang membebaskan manusia dari penindasan, ketidakadilan, dan dikotomi antara laki-laki dan perempuan. Islam mengecam keras tradisi penguburan hidup-hidup anak perempuan, memberikan aturan dan tatacara pernikahan secara jelas, serta mengatur secara jelas hak perempuan untuk mendapatkan warisan. Sedemikian pentingnya posisi perempuan, hingga dalam Al Quran, ada satu surat khusus dengan nama perempuan (An-Nisaa). Dan lihatlah bagaimana Allah Swt. menjadikan Siti Hajar, seorang budak perempuan berkulit hitam sebagai perempuan yang melahirkan Ismail, yang garis keturunannya akan melahirkan Nabi Muhammad Saw. Bahkan, kuburan beliau sedemikian mulianya dalam pandangan Islam sehingga berada di sisi Ka’bah, dan setiap jemaah haji ketika bertawaf wajib pula mengelilingi kuburan perempuan suci ini.

    Islam sangat memahami adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara fitrah mereka. Syari’at Islam juga terkadang ditetapkan berbeda bagi laki-laki dan perempuan sesuai fitrahnya masing-masing. Laki-laki mendapat bagian warisan lebih banyak dari perempuan sesuai dengan fitrah laki-laki yang memiliki tanggungan material terhadap istri dan anak-anaknya sedangkan perempuan hanya menanggung dirinya sendiri.

    Jadi, berbahagialah sebagai perempuan Islam saudariku..

    Apa contoh ketidak berpihakan Islam terhadap perempuan? larangan dan kewajiban yang mana yang membuat Umi merasa tidak adil?

    BalasHapus
  3. Ngeri bacanya, semoga istri saya tidak termasuk golongan yang di neraka.

    BalasHapus
  4. naudzubillah...
    semoga wanita2 muslim (keluarga, teman dan kerabat) kita dijauhkan dari api neraka...

    dan semoga artikel ini menjadi cambuk bagi mereka yang membacanya. mksih..

    BalasHapus
  5. @umi
    Apa jgn2 anda liberal? Maaf klo salah. :)

    BalasHapus
  6. bagaimana jika kita akan keluar rumah padahal suami tidak ada di rumah atau sedang bekerja,
    apa kita harus selalu minta izin sedangkan kita akan sangat sering keluar rumah,,
    apakah dosa jika kita pergi saja?

    BalasHapus
  7. .artikelnya sungguh memberikan motivasi bagi kaum perempuan agar bisa menyadari dan bisa memperbaiki kehidupannya.

    BalasHapus
  8. Anonim :: Seorang isteri harus tetap meminta izin kepada suaminya bila hendak keluar rumah, ini yang di ajarkan oleh Islam demi kemaslahatan keluarga itu sendiri, dan demi terhindar dari fitnah-fitnah yang bisa menimpa isteri di luar rumah. Soal suami tidak dirumah, itu hanya persoalan teknis saja. Apalagi sekarang teknologi komunikasi sudah sangat canggih

    Al-'Ilmu min 'indillah..

    BalasHapus
  9. Terima kasih penjelasannya Kma Sudan..larangan wanita yang sy tidak sukai:
    1.Istri dilarang keluar rumah tanpa izin suami
    alhamdulillah saya punya beberapa usaha sendiri,jadi sy rutinitas bolak balik mengurus kerjaan sy,sedangkan suami sy kerja dikantor.apakah kalau dalam sehari sy bolak balik,jemput anak,kepasar,ke tempat usaha ,sy harus minta izin suami dulu,sepertinya dia tergangu..
    2.larangan rambut diluruskan atau smoothing
    rambut saya aslinya lurus,waktu kuliah rambut sy rusak jadi kribo,akhirnya saya luruskan dengan smoothing,sampai skr sy smoothing,karena suami sy lebih suka rambut sy smoothing..alhamdulillah sy pakai jilbab sekarang,tapi saya ingin selalu terlihat cantik didepan suami.
    3..Bersama lelaki lain yang bukan mahram.
    artinya sy tiapa hari dapat dosa,karena sy ketemu dengan laki2 bukan mahram,apalagi kl naik taksi atau angkot,berdempetan..
    4.Memandang lelaki yang bukan mahramnya
    waduh ini apalag1,ya allah banyak banget dosaku
    5. Menyerupai laki-laki
    saya pakai celana panjang,jeans,jaket..dosakah?
    6. Membuka rahasia wanita lain kepada suami
    sy pernah kasih tau suami tentang teman sy yg wanita tidak baik2(pakaian seksi,genit suka ganggu suami orang)karena wanita itu suka memandang suami sy
    diam2..
    7.Memandang aurat wanita lain
    sy melihat aurat teman2,orang2 lain,dijalan2 ,pasar,tv,tetangga,koran,majalah,banyak yg tidak pakai kerudung,malah pakaian terbuka..
    8.Minta cerai kerana suami menikah lagi
    dari awal saya bilang sama suami sy tidak mau dimadu atau poligami,kl terbukti selingkuh sy akan tinggalin dia..
    9.Mencabut alis , menyambung rambut , membuat tatto , mengikir gigi
    dulu saya pakai kawat gigi,dengan alasan supaya gigi saya rapi..
    10.Bersama lelaki lain yang bukan mahram.
    artinya sy tiapa hari dapat dosa,karena sy ketemu dengan laki2 bukan mahram,apalagi kl naik taksi atau angkot,berdempetan..
    10.Keluar rumah dengan memakai minyak wangi
    kalau tdk pakai parfum badan sy bau,kasihan orang didekat saya..
    -Untuk sementara itu dulu..saya bersyurkur lahir dilingkungan islam,dan sy kasihan melihat orang yg lahir dilingkungan agama lain,mereka buta akan islam padahal islam adalah kunci surga..
    -sy 100% percaya islam adalah agama yg paling benar..berdosakah sy apabila sy merasa ada beberapa hal perintah dari nabi muhammad saw yang tidak sesuai dengan hati nurani saya..islam sangat luas..dan ilmu sy masih sangat sedikit..maaf kl ada yang salah,wassalam..by umi

    BalasHapus

Terima Kasih Atas Komentar Anda

Site Info

Foto saya
Tapeubeudoh Marwah Bangsa..!!

Pengikut

Tapeubeudoh Marwah Bangsa...
PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia
Blog Directory & Search engine
PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia