Oleh: Putroe Aceh
Rumput merupakan benda yang tidak asing bagi kita bukan? Ia mudah kita dapati dimana saja, bahkan ia kerap tumbuh di sekitar tempat tinggal kita. Coba pandangi rerumputan nan hijau itu. Mungkin kita pernah bertanya untuk apa Allah SWT. Menciptakanya. Allah tidak pernah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia, sebagaimana dalam firman-Nya: “(yaitu) orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari api neraka”. (QS. Ali-Imran: 191)
Coba kembali kita perhatikan rumput-rumput itu dan renungkan. Ia sangat bermanfaat bagi makhluk lain terutama bagi hewan seperti kambing, kerbau dan sapi. Itulah rumput hadirnya memberikan kehidupan pada makhluk lainnya, termasuk juga pada kita manusia. Bayangkan alangkah gersangnya taman-taman tanpa adanya rumput yang hijau.
Belajar dari rumput. Ia adalah satu dari sekian makhluk yang Allah ciptakan di bumi demi keseimbangan ekosistem kehidupan. Apalah jadinya bumi ini tanpa adanya rumput? Tentu akan ada makhluk yang merasa kehilangan bahkan mati, karena rumput itu sendiri adalah sumber kehidupan bagi mereka. Lalu bagaimana dengan kita? Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan keindahan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tentulah kita berbeda dengan rumput. Rumput saja mampu memberikan kontribusi yang besar bagi lingkungan dan penduduk bumi.
Manusia bukanlah rumput, nah kontribusi apa yang dapat kita berikan untuk lingkungan sebagai makhluk pilihan yang Allah lebihkan dari makhluk lainnya dengan akal dan hati. Allah SWT. Berfirman: “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah...” (QS. Ali-Imran: 110)
Manusia jauh lebih sempurna dari makhluk lain juga dari rumput, dengan demikian sebuah keniscayaan bagi kita agar lebih bermanfaat dalam berbagai lini kehidupan, mengajak kepada amal ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Mari kita bercermin apa yang telah kita lakukan untuk orang lain?, orang tua, keluarga, sanak saudara, sahabat, tetanggga. Masyarakat, Kendatipun itu adalah perbuatan kebaikan terkecil sekalipun. Berbuatlah, walau perbuatan baik itu hanya akan dikenang oleh orang-orang terdekat dengan kita. Karena sejarah tidak harus diukir dengan suatu hal yang besar dan mahal. Setidaknya sejarah kehidupan pernah mencatat bahwa pernah hidup yang namanya si fulan atau fulanah, ia sangat bermanfaat bagi orang lain. Kehadirannya dirindukan dan kepergiannya ditangisi.
Mari kita ukir sejarah itu, selagi hayat dikandung badan dan semasih waktu menjadi milik kita. Mari belajar dari rumput, ia saja mampu menghadirkan senyum pada makhluk lain. Bagaimana dengan kita??? Karena semua yang ada di bumi ini adalah ensiklopedia terlengkap yang Allah berikan agar kita mengambil pelajaran darinya.
rumput oh rumput...moga kami bisa belajar darimu.
BalasHapusyok belajar..
BalasHapusyok belajar dari rumput..
BalasHapus