Sepintas tentang KMA

Proses pembentukan intelektualitas mahasiswa tidak hanya didasarkan pada aktivitas bangku kuliah yang monoton, tetapi ada faktor lainnya yang menjadikan seorang mahasiswa lebih aktif, kreatif, reaktif dan kritis terhadap perkembangan sosial, politik dan ekonomi yang terjadi. Faktor ini akan menjadikan seorang mahasiswa hidup di alam nyata yang penuh dinamika, bukan dalam mimpi-mimpi teoritis.

          Sudan merupakan salah satu negara yang diminati sebagai tujuan para pelajar untuk mendalami ilmu agama dan bahasa Arab. Negara ini terletak di benua Afrika yang berbatasan dengan Laut Merah dan daratannya bersebelahan dengan sembilan negara. Sudan bagian dari negara Arab dan bahasa resminya adalah bahasa Arab. Melihat kondisi yang demikian, tentulah sangat mendukung bagi pelajar non Arab (a'jami) untuk mempelajari ilmu keislaman dan bahasa arab di tempat sumbernya berasal.

KMA Sudan berdiri pada hari Jum'at, 23 Agustus 2002 di Khartoum. Diprakarsai oleh tujuh mahasiswa Aceh yang tengah mengenyam bangku kuliah di Universitas Internasional Afrika dan Khartoum International Institute for Arabic Language, ditambah dengan seorang anggota kehormatan asal Singapura. Awal terbentuknya KMA Sudan tak terlepas dari semangat silaturrahmi, wadah sambung rasa, media tegur sapa antar sesama anak negeri yang tengah menempuh pendidikan di negeri perantauan. Dalam perjalanannya kemudian, KMA Sudan berupaya menjalankan fungsinya sebagai sebuah organisasi dengan sejumlah program dan kegiatan yang dapat menunjang kreativitas dan prestasi akademis anggota, antara lain melalui bimbingan belajar bagi mahasiwa baru dan pelbagai orientasi serta kegiatan keilmuan lainnya. Lebih dari itu, KMA Sudan juga berusaha memberi informasi yang akurat tentang lembaga-lembaga pendidikan di Sudan kepada pelajar-pelajar Aceh yang berminat menuntut ilmu di Sudan.

Seiring perjalanan waktu, KMA Sudan terus berusaha mematangkan diri sebagai sebuah organisasi yang menaungi serta memberi pelayanan dan berbagai kemudahan kepada segenap anggotanya, di samping sebagai media pembelajaran diri dalam proses dan latihan kepemimpinan. 

Sampai titik ini, kita akan terus berusaha mengoptimalkan potensi yang ada. Dengan sebuah asa, bahwa lima atau sepuluh tahun mendatang... Kita kembali  berkumpul, menyatukan pikiran positif meski dalam balutan jas yang berbeda. Di sebuah negeri nan indah bernama Aceh...

Saleum